Home / News

Jumat, 4 Februari 2022 - 04:57 WIB

Kalau Tak Bisa Manfaat Buat NU, Tak Usah Jadi Pengurus NU

Ketua Lakpesdam PCNU Kebumen Gus Wahyu NH. Aly menyampaikan, bahwa pengkedaran untuk pengurus NU di lingkungan Kebumen sudah berjalan cukup bagus. Lakpesdam PCNU Kebumen telah melahirkan sedikitnya 500 kader Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU). Hal ini tentu cukup menggembirakan, meskipun masih jauh dari harapan. Ia menjelaskan, di 2022, insya Allah akan kembali dilaksanakan pengkaderan bagi pengurua NU. Hal tersebut disampaikan di kantor Lakpesdam PCNU Kebumen

Ia pun berpesan kepada seluruh kader MKNU di Kebumen agar menjalankan apa yang telah didapat semasa pengkaderan MKNU hingga lulus mendapat sertifikat. Termasuk, ia mengatakan apabila tidak bisa bermanfaat bagi NU dan warga NU, agar tidak usah menjadi pengurus NU. Karena dikhawatirkan, kalau jadi pengurus NU, hanya akan mengganggu roda organisasi yang baik serta mengganggu pengurus NU yang lain yang betul-betul berjuang untuk NU.

“Misalnya, kalau orang hanya hobi lobi jabatan struktural di NU, tapi tidak memiliki nilai manfaat bagi NU, tak usah jadi pengurus NU. NU itu tempat pengabdian, ruang perjuangan kita untuk memberikan manfaat bagi organisasi dan bagi warga NU,” tegasnya dalam rapat bulanan Lakpesdam PCNU Kebumen di Kebumen, Kamis, (03/02/2022).

Selain itu, ia juga mengatakan, kalau sudah duduk di salah satu tempat di NU yang setingkat, agar tidak menduduki tempat yang lain. Karena perilaku ini bukan perilaku pengabdian melainkan kerakusan dan merusak.

BACA:  Sejarah NU Ikhbarkan Hasil Hisab dan Rukyat

Ia menggambarkan, kalau sudah di lembaga di tingkatan PC, jangan kemudian juga duduk di banom. Termasuk, misalnya, apalagi sudah duduk di wilayah katib di PC, jangan pula merangkap duduk di lembaga ataupun institusi dibawah PC, ini sangat merusak NU, karena tak ada pola pertanggungjawabannya. Termasuk, misalnya, kalau sudah di jajaran katib di PC itu jangan pernah jadi panitia kegiatan di lingkungan PC, ini salah kaprah.

Juga, misalnya, apabila sudah sebagai wakil sekretaris tanfidziah di PC misalnya, lalu menjadi ketua panitia, ini kan namanya tak paham organisasi. Karena kepanitiaan kegiatan bisa didelegasikan ke salah satu lembaga yang terkait ataupun dengan menunjuk sejumlah lembaga.

“Kan tak mungkin, kita membuat LPJ ditujukan ke kita sendiri. Jadi kalau tak bisa bermanfaat buat NU, jangan jadi pengurus NU. Apalagi kalau memang tujuannya untuk merusak NU, pergilah dari NU,” jelasnya.

Lanjutnya, jangan pula kemudian membuat argumentasi apabila tidak ada orang yang mau di ruang-ruang itu, sehingga, kemudian menduduki sejumlah ruang di NU ditingkatan yang sama. Argumentasi ini sama halnya menghina warga NU yang lain, seakan selain dirinya tak ada yang mau mengabdi di NU.

“Kalau keliru, misalnya di tingkatan daerah, ya harus tegas bilang saya keliru dobel jabatan di tingkatan daerah. Tak perlu argumentasi macam-macam apalagi mencari-cari kesalahan pihak lain,” tegasnya.

BACA:  Pesan Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari: Perkokoh Persatuan

Cucu KH. Abdullah Siradj Aly ini pun menjelaskan, ciri organisasi yang di dalamnya memuat orang-orang buruk seperti itu, diantaranya atmosfir organisasi terlihat tak sehat. Organisasi pun tak produktif. Kerjaannya hanya olah-olah dan olahraga, tapi tak ada olahhati, tak ada olahpikir.

Orang-orang buruk seperti itu, biasanya sukanya mengotak-atik dana kas organisasi dari pada mencari dana untuk organisasi. Kemudian, orang buruk yang sepeti itu, akan membenci orang-orang yang jujur, kreatif dan betul-betul ikhlas mengabdi bagi organisasi, sehingga orang baik dimatanya akan terus dicari-cari celahnya untuk bagaimana digunting, disingkirkan jauh-jauh.

Dijelaskan, karena, orang-orang buruk seperti itu fokusnya bukan mengabdi, tapi oportunis, sehingga kerjanya hanya berpikir dan kasak-kusuk bagaimana menggunting orang-orang yang pekerja-keras dalam mengabdi.

“Kalau terkait NU, ya mari bersama jujur dari pikiran, karema akan melahirkan cara berpikir yang sportif. Cara berpikir yang sportif melahirkan perilaku yang saleh dan soheh. Perilaku yang soleh akan menciptakan atmosfir kekompakan pengurus dalam mengabdi untuk NU. Kekompakan pengabdian pengurus NU, akan mendorong kekompakan warga NU dalam ghirah pengabdian kolektif. Jadi, mari bersama mengabdi di NU, mari bersama mengabdi dengan jujur, ikhlas, kreatif,” tambahnya.

Share :

Baca Juga

News

Muktamar NU dan Catatan Sejarahnya dari Masa ke Masa

News

Sejarah Hari Santri

News

Sejarah NU Ikhbarkan Hasil Hisab dan Rukyat

News

Ini Penjelasan Program Tajdidul Harakah Annahdliyah

News

Muslimat NU Kebumen Siap Menghadapi Era 5.0

News

Pesan Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari: Perkokoh Persatuan